Makanan Ramah Lingkungan: Diet Berkelanjutan untuk Kesehatan dan Bumi

πŸ–ŠοΈ Ditulis oleh:

Asti Dewi Rahayu Fitrianingsih, M.K.M
Habibah Abidin, M.Gz

Bandung, 5 Juni 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, penting untuk menyoroti peran makanan dalam krisis iklim dan kesehatan global. Salah satu pendekatan yang semakin mendapat perhatian adalah diet berkelanjutan β€” pola makan yang tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

🌱 Diet Berkelanjutan: Antara Gizi dan Iklim

Diet berkelanjutan umumnya berbasis nabati, kaya buah, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, serta membatasi konsumsi produk hewani dan makanan ultra-proses. Menurut penelitian Poore & Nemecek (2018), sistem pangan bertanggung jawab atas lebih dari 26% emisi gas rumah kaca global, dan diet nabati terbukti dapat mengurangi dampak lingkungan hingga 73% jika dibandingkan dengan diet berbasis daging dan produk susu.

Selain berdampak positif terhadap bumi, diet ini juga menyehatkan. Studi oleh Springmann et al. (2018) menunjukkan bahwa pergeseran ke pola makan nabati dapat mencegah sekitar 11 juta kematian prematur per tahun secara global.

πŸ₯— Prinsip Konsumsi Ramah Lingkungan

Berikut beberapa prinsip diet berkelanjutan:

  • Pilih makanan lokal dan musiman untuk mengurangi jejak karbon dari transportasi.
  • Kurangi limbah makanan dengan merencanakan menu dan menyimpan makanan dengan benar.
  • Kurangi daging merah dan produk susu, yang produksinya memiliki dampak emisi tinggi.
  • Gunakan bahan kemasan ramah lingkungan, hindari plastik sekali pakai.

Dalam kajian Xu et al. (2021), analisis terhadap berbagai pola makan menunjukkan bahwa pola makan nabati memerlukan lebih sedikit air, energi, dan lahan dibandingkan diet barat konvensional.

🍴 Contoh Menu Diet Ramah Lingkungan

Pagi: Smoothie bowl dengan pisang, bayam, chia seed, dan susu nabati

Siang: Salad quinoa dengan tomat, mentimun, kacang hitam, dan dressing minyak zaitun

Malam: Tumis tahu dengan brokoli, wortel, dan nasi merah

Menu ini tinggi protein nabati, serat, dan antioksidan, serta memiliki dampak lingkungan yang rendah.

🌿 Refleksi Hari Lingkungan: Makan untuk Masa Depan

Memilih makanan yang ramah lingkungan bukan sekadar tren, tetapi bagian dari tanggung jawab bersama menjaga bumi. Dengan mengadopsi pola makan berkelanjutan, kita tidak hanya merawat tubuh, tetapi juga ikut menjaga keanekaragaman hayati, iklim, dan ketersediaan sumber daya pangan untuk generasi mendatang.

β€œKita tidak bisa bicara kesehatan manusia tanpa membicarakan kesehatan planet,” tegas Springmann et al. (2018) dalam publikasi mereka di jurnal Nature.

πŸ“š Referensi

  • Poore, J., & Nemecek, T. (2018). Reducing food’s environmental impacts through producers and consumers. Science, 360(6392), 987–992. https://doi.org/10.1126/science.aaq0216
  • Springmann, M., Clark, M., Mason-D’Croz, D., Wiebe, K., Bodirsky, B. L., Lassaletta, L., … & Scarborough, P. (2018). Options for keeping the food system within environmental limits. Nature, 562(7728), 519–525. https://doi.org/10.1038/s41586-018-0594-0
  • Xu, Z., Sun, D., & Zhang, Y. (2021). Environmental life cycle assessment of plant-based diets: A systematic review. Environmental Science & Technology, 55(15), 10247–10258. https://doi.org/10.1021/acs.est.1c02713

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *