Mengelola Alergi Makanan pada Anak dan Dewasa: Tantangan dan Solusi Gizi

🖊️ Ditulis oleh: Asti Dewi Rahayu Fitrianingsih, M.K.M dan Habibah Abidin, M.Gz

Bandung, 4 Juni 2025 – Alergi makanan menjadi perhatian global karena berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Dalam momentum Hari Kesadaran Alergi Makanan yang diperingati setiap bulan Juni, penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bagaimana mengelola kondisi ini secara tepat, terutama dari sisi gizi.

Anak dan Risiko Kekurangan Gizi

Pada anak, alergi makanan sering kali terkait dengan makanan seperti susu sapi, telur, kacang-kacangan, dan ikan. Penerapan diet eliminasi yang ketat diperlukan untuk menghindari alergen penyebab reaksi. Namun, diet ini harus dilakukan dengan pengawasan medis untuk memastikan kecukupan gizi dan pertumbuhan yang optimal.

Studi oleh Giovannini et al. (2014) menekankan pentingnya pemantauan status gizi secara berkala pada anak dengan alergi makanan, karena diet eliminasi dapat meningkatkan risiko kekurangan nutrisi penting seperti kalsium, vitamin D, dan protein. Intervensi gizi yang tepat dapat membantu mengatasi masalah pertumbuhan yang mungkin timbul akibat diet terbatas.

 Alergi Makanan di Usia Dewasa

Meskipun lebih sering ditemukan pada anak-anak, alergi makanan juga dapat menetap hingga dewasa atau bahkan baru muncul di usia lanjut. Salah satu pendekatan terbaru yang mulai diterapkan adalah oral immunotherapy (OIT), yakni pemberian alergen secara bertahap dalam dosis kecil untuk meningkatkan toleransi tubuh.

Penelitian terbaru oleh Cafarotti et al. (2023) menunjukkan bahwa terapi OIT dapat membantu mengurangi sensitivitas terhadap makanan penyebab alergi, meskipun terapi ini masih membutuhkan pengawasan ketat dan belum cocok untuk semua pasien.

Solusi Gizi: Dari Pencegahan hingga Perawatan

Alergi makanan tak hanya soal menghindari makanan tertentu, tapi juga menyusun strategi makan yang aman dan bergizi. Berikut pendekatan yang dapat dilakukan:

  • Diet eliminasi yang tepat sasaran: Penting untuk memastikan bahwa hanya makanan penyebab alergi yang dihindari, tanpa mengorbankan asupan zat gizi esensial.
  • Pola makan yang mendukung sistem imun: Diet yang kaya antioksidan, omega-3, probiotik, dan makanan fermentasi dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung daya tahan tubuh. Vlieg-Boerstra (2023) menyarankan pendekatan diet imun-supportif sebagai bagian dari manajemen alergi makanan yang lebih komprehensif

Referensi

  • Cafarotti, C., et al. (2023). Management of IgE‐mediated food allergy in the 21st century. Clinical & Experimental Allergy. https://doi.org/10.1111/cea.14241
  • Giovannini, M., et al. (2014). Nutritional management and follow up of infants and children with food allergy: Italian Society of Pediatric Nutrition/Italian Society of Pediatric Allergy and Immunology Task Force Position Statement. Italian Journal of Pediatrics, 40(1), 1. https://doi.org/10.1186/1824-7288-40-1
  • Vlieg-Boerstra, B. J. (2023). The immune‐supportive diet in allergy management: A narrative review and proposal. Allergy. https://doi.org/10.1111/all.15687

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *